Program Makan Bergizi (MBG) bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi siswa. Agar dapur MBG dapat berfungsi secara optimal, diperlukan skema pembangunan yang jelas dari tahap persiapan hingga operasional.
Skema ini membantu sekolah atau lembaga mitra memastikan setiap tahap proyek dapur MBG sesuai standar kebersihan, keamanan pangan, dan kapasitas layanan. Dengan perencanaan yang matang, proses pembangunan menjadi lebih efisien, aman, dan meminimalkan risiko kesalahan yang dapat mengganggu operasional dapur.
1. Persiapan Lokasi dan Dokumen
Tahap awal meliputi pemilihan lokasi dapur dan pengumpulan dokumen pendukung. Sekolah perlu melakukan survei lahan, menilai ukuran ruang, dan menentukan kapasitas dapur sesuai jumlah siswa. Dokumen yang harus disiapkan antara lain profil sekolah, denah lokasi, kondisi sarana pendukung, dan rencana anggaran.
Persiapan ini juga mencakup koordinasi internal antara kepala sekolah, komite sekolah, dan pengelola program. Perencanaan yang rapi akan meminimalkan revisi dan mempercepat proses persetujuan.
2. Desain dan Standar Fasilitas
Setelah persiapan selesai, tahap berikutnya adalah menyusun desain dapur. Skema pembangunan dapur MBG menekankan pemisahan zona kerja: area penerimaan bahan mentah, pencucian, persiapan, memasak, penyajian, serta penyimpanan bahan makanan.
Lantai harus anti-slip, dinding dan permukaan kerja mudah dibersihkan, dan ventilasi memadai untuk sirkulasi udara. Desain dapur juga harus mempermudah mobilitas petugas, jalur distribusi makanan, dan penerapan alur kerja satu arah untuk mencegah kontaminasi silang.
3. Pembangunan Fisik dan Instalasi Peralatan
Tahap konstruksi meliputi pembangunan lantai, dinding, atap, serta pemasangan peralatan dapur seperti kompor, oven, wajan, dan alat makan. Semua peralatan harus disterilkan sebelum digunakan.
Instalasi listrik dan air bersih juga dilakukan sesuai standar keselamatan. Selama proses ini, penerapan standar keselamatan kerja sangat penting untuk mencegah kecelakaan dan memastikan dapur siap beroperasi.
4. Pelatihan Petugas Dapur
Skema pembangunan dapur MBG juga mencakup pelatihan petugas. Mereka harus memahami SOP dapur MBG, teknik memasak higienis, pengolahan gizi, dan prosedur darurat. Pelatihan ini meliputi penggunaan APAR, sarana keselamatan seperti kotak P3K, sarung tangan tahan panas, serta jalur evakuasi. Dengan keterampilan ini, petugas dapat menjalankan operasional dapur secara aman dan sesuai standar.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring berkala dilakukan sepanjang pembangunan untuk memastikan setiap tahap sesuai rencana. Pemeriksaan kualitas bahan bangunan, peralatan dapur, serta instalasi listrik dan air dilakukan rutin.
Evaluasi berkelanjutan membantu mengidentifikasi risiko sejak dini dan memastikan dapur yang dibangun aman, higienis, serta siap digunakan.
6. Persiapan Operasional
Setelah pembangunan selesai, tahap akhir adalah persiapan operasional. Petugas menata peralatan, menyusun menu bergizi, dan menerapkan alur kerja efisien. Prinsip FIFO (First In, First Out) diterapkan untuk menjaga kesegaran bahan makanan. Semua proses pengolahan dan penyajian dicatat agar standar gizi dan kebersihan terpenuhi.
Kesimpulan
Skema pembangunan dapur MBG memberikan panduan langkah demi langkah dari persiapan hingga operasional. Dengan mengikuti skema ini, sekolah dapat membangun dapur yang aman, higienis, dan sesuai standar nasional.
Penerapan SOP dapur MBG serta pelatihan petugas memastikan layanan makanan bergizi tersedia bagi siswa secara konsisten, mendukung terciptanya generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan.
