Menciptakan konten yang relatable atau yang dapat terhubung dengan audiens adalah langkah penting dalam strategi pemasaran digital modern. Dengan menggunakan teknik membuat konten yang relatable, Anda dapat menarik perhatian audiens, membangun hubungan emosional, dan meningkatkan keterlibatan.
Namun, bagaimana sebenarnya kita bisa membuat konten yang relatable? Apa saja teknik yang dapat digunakan untuk memastikan pesan yang disampaikan relevan dan resonan bagi target audiens? Artikel ini akan mengulas teknik-teknik efektif dalam membuat konten yang relatable, yang tidak hanya memikat perhatian, tetapi juga mendorong audiens untuk berinteraksi dan merasa terhubung dengan brand Anda.
Pahami Audiens Anda Secara Mendalam

Salah satu kunci utama untuk membuat konten yang relatable adalah memahami siapa audiens Anda. Mengenali demografi seperti usia, jenis kelamin, minat, dan gaya hidup sangat penting untuk membuat konten yang relevan. Namun, lebih dari itu, Anda perlu memahami masalah, tantangan, dan aspirasi audiens Anda.
Bagaimana caranya? Lakukan riset pasar, gunakan alat analitik, dan perhatikan feedback yang Anda terima dari audiens. Pahami pola perilaku mereka, konten apa yang mereka sukai, dan platform mana yang paling sering mereka gunakan. Dengan memahami audiens secara lebih mendalam, Anda dapat menyesuaikan pesan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Jika Anda ingin mengembangkan kemampuan ini lebih jauh, Anda bisa mengikuti pelatihan konten kreator YouTube yang diselenggarakan oleh Puncak Training. Pelatihan ini akan membantu Anda memahami cara menyusun konten yang sesuai dengan audiens di berbagai platform, termasuk YouTube.
Gunakan Bahasa yang Kasual dan Akrab
Bahasa yang digunakan dalam konten memainkan peran penting dalam menciptakan hubungan dengan audiens. Penggunaan bahasa yang terlalu formal atau kaku bisa membuat audiens merasa jauh. Sebaliknya, bahasa yang kasual dan mudah dimengerti dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan terhubung.
Gunakan bahasa sehari-hari yang sering digunakan oleh audiens Anda. Misalnya, jika target audiens Anda adalah generasi milenial, gaya bahasa yang santai dan sering disertai humor bisa lebih menarik perhatian mereka. Selain itu, penting juga untuk menggunakan kata-kata yang memicu emosi, seperti “kita”, “kamu”, atau “anda”, untuk menciptakan hubungan personal antara Anda dan audiens.
Berbagi Pengalaman Pribadi dan Storytelling
Storytelling adalah salah satu teknik yang paling efektif untuk membuat konten relatable. Manusia secara alami terhubung dengan cerita, terutama jika cerita tersebut mencerminkan pengalaman pribadi atau situasi yang pernah mereka alami. Saat Anda berbagi pengalaman pribadi, audiens merasa lebih dekat karena mereka dapat melihat sisi manusiawi dari diri Anda atau brand Anda.
Sebagai contoh, jika Anda sedang membuat konten tentang perjalanan menuju sukses dalam bisnis, cobalah bercerita tentang tantangan dan kegagalan yang pernah Anda alami. Berikan contoh nyata bagaimana Anda menghadapinya dan apa yang Anda pelajari dari situasi tersebut. Cerita yang otentik akan lebih mudah diterima karena audiens cenderung terhubung dengan emosi yang disampaikan.
Tawarkan Solusi untuk Masalah Audiens
Konten yang relatable harus memberikan nilai tambah kepada audiens. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menawarkan solusi bagi masalah yang mereka hadapi. Ketika audiens merasa bahwa Anda memahami tantangan mereka dan menawarkan cara untuk mengatasinya, mereka akan lebih mudah terhubung dengan konten Anda.
Misalnya, jika Anda menargetkan pelaku usaha kecil yang sering kesulitan dalam manajemen keuangan, buat konten yang menawarkan tips praktis dan langkah-langkah yang bisa mereka ikuti untuk meningkatkan pengelolaan keuangan bisnis mereka. Dengan menawarkan solusi yang relevan, konten Anda akan terasa lebih personal dan bermanfaat bagi audiens.
Gunakan Visual yang Menggugah Emosi

Konten yang relatable tidak hanya soal teks, tetapi juga visual. Penggunaan gambar, video, dan infografis yang tepat bisa meningkatkan daya tarik konten Anda dan membuatnya lebih relatable. Visual yang menarik dapat membantu audiens memproses informasi lebih cepat dan membuat mereka lebih tertarik untuk berinteraksi.
Pastikan visual yang Anda gunakan relevan dengan pesan yang ingin disampaikan. Gambar atau video yang menampilkan situasi sehari-hari, ekspresi wajah yang menggugah emosi, atau adegan yang akrab bagi audiens dapat meningkatkan keterlibatan mereka. Visual juga dapat mencerminkan gaya hidup atau budaya audiens, membuat mereka merasa lebih dekat dengan brand Anda.
Fokus pada Keaslian dan Otentisitas
Di era digital saat ini, audiens sangat peka terhadap konten yang terlihat “palsu” atau tidak otentik. Mereka lebih menghargai brand atau kreator yang tampil apa adanya, yang tidak takut menunjukkan sisi manusiawi mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mempertahankan otentisitas dalam setiap konten yang Anda buat.
Konten yang terlalu dipoles atau terkesan dibuat-buat dapat mengurangi kepercayaan audiens. Sebaliknya, ketika Anda jujur dan terbuka dalam menyampaikan pesan, audiens akan merasa lebih terhubung karena mereka melihat kesamaan antara Anda dan diri mereka sendiri.
Berinteraksi dengan Audiens Secara Aktif
Interaksi dua arah adalah salah satu kunci utama dalam membuat konten yang relatable. Jangan hanya berbicara kepada audiens, tetapi ajak mereka berpartisipasi dalam percakapan. Misalnya, ajukan pertanyaan di akhir konten, minta pendapat mereka, atau dorong mereka untuk berbagi pengalaman yang relevan.
Dengan melibatkan audiens, Anda tidak hanya menciptakan hubungan yang lebih erat, tetapi juga mendapatkan insight berharga tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Interaksi ini bisa dilakukan melalui media sosial, kolom komentar, atau platform lainnya. Semakin audiens merasa didengar dan diperhatikan, semakin kuat hubungan yang terjalin.
Jaga Konsistensi dalam Pesan dan Gaya Konten
Konsistensi adalah faktor penting dalam menciptakan konten yang relatable. Jika Anda terus-menerus mengubah gaya penulisan, nada bicara, atau pesan yang disampaikan, audiens akan merasa bingung dan sulit untuk terhubung. Pastikan Anda memiliki identitas konten yang jelas, baik dari segi visual maupun bahasa.
Konsistensi tidak hanya menciptakan kepercayaan, tetapi juga membantu audiens mengenali dan mengingat brand atau persona Anda. Dengan konsistensi, audiens akan merasa lebih nyaman dan terbiasa dengan cara Anda menyampaikan pesan.
